Dumai-Setelah Aksi Bela Islam 212 yang menghadirkan jutaan orang, umat seolah disadarkan kekuatan berjamaah. Perbedaan pendapat dalam furuiyyah tak lagi penting. Kini semua bergandengan tangan menyongsong kembalinya masa kejayaan. Termasuk kejayaan Ekonomi Islam
Berdirinya 212 Mart di kota Dumai ditunjuk oleh Koperasi Syariah 212 mendapat sambutan yang luar biasa dari warga kota Dumai dengan dibuktikan berbelanja berbondong bondong ke 212 Mart ini.
Biaya pendirian 212 Mart Kota Dumai dikumpulkan secara berjamaah dari dana umat. Aturannya tidak boleh ada pemegang saham terbesar. Dana investasi individu dibatasi jumlahnya, maksimal Rp.20 juta per orang dan Minimal Rp.500.000/perorang.
Kepada Tabloidmyloveislam.com Humas Mart 212 kota Dumai Muhamad Isya Ashari mengatakan Ada barang yang terlarang dijual di 212 Mart: rokok, alat kontrasepsi, dan minuman beralkohol. Menariknya tidak hanya barang-barang yang jelas haram, barang yang tidak thayib (baik) juga tidak dijual, misalnya minuman ringan bersoda. Kendati minuman bersoda halal, namun dianggap tidak thayib untuk kesehatan.
"Barang yang terlarang dijual di 212 Mart: rokok, alat kontrasepsi, dan minuman beralkohol"
Lebih lanjut Isya menjelaskan, konsep marketing berbasis syariah yang diusung 212 Mart mengutamakan nilai-nilai Islami, seperti tidak berbohong, harga harus jelas serta bersaing secara sehat.
Karena yang diutamakan 212 Mart Dumai syiar Islam, maka pendekatan yang dibangun adalah pembentukan karakter. Misalnya dengan membangun salat tepat waktu. Selain itu, 212 Mart menurut Isya salah satu ikhtiar untuk memperkuat sektor ekonomi muslim.
“Diharapkan dengan hadirnya minimarket 212 kota Dumai, dapat memacu pengusaha-pengusaha muda muslim untuk menelurkan produk halalan thayiban yang pangsa pasarnya dikuasai muslim,” kata Isya
Apalagi, lanjut dia, saat ini di negara manapun sedang mengembangkan sistem syariah. Menurut sistem syariah membuat termotivasi untuk berkembang. Karena ada sistem bagi hasil selain fixed income.
Ketika ditanya apa tujuan pembukaan 212 mart Dumai ini ia mengatakan bisnis ini menurutnya memiliki tujuan jangka panjang: visi akhirat. “Yang kita bawa mati adalah apa yang kita berikan untuk umat, bukan yang kita simpan untuk anak-cucu kita. Semangatnya ke sana,” tegasnya.
0 Komentar